Executive General Manager (EGM) Regional Sumbagsel PT Pertamina Patra Niaga, Asep Wicaksono Hadi, pada Kamis (23/9) pukul 10.20 WIB menerima telepon dari Fuel Terminal (FT) Manager Pulau Baai Provinsi Bengkulu, Saybani, bahwa telah terjadi gempa bumi dengan skala 9,0 SR di kedalaman 10 KM dengan jarak 150 KM sisi barat daya Kota Bengkulu yang berpotensi menyebabkan terjadinya tsunami.
Dari hasil analisa Tim Organisasi Keadaan Darurat (OKD), FT Pulau Baai tidak mampu menangani kondisi yang terjadi dan meminta Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel untuk mengaktifkan Level 1.
EGM Regional Sumbagsel menetapkan keadaan darurat bencana dan meminta seluruh Tim Management berkumpul di Puskodal.
Dalam peristiwa tersebut, dilaporkan bahwa kondisi FT Pulau Baai tidak dapat beroperasi. Terjadi tsunami di beberapa wilayah di Kota Bengkulu yang menyebabkan terjadinya kerusakan di beberapa sarfas Pertamina Patra Niaga. Banyak Pekerja maupun keluarga menjadi korban.
Pertamina Patra Niaga memastikan stok dan penyaluran BBM serta LPG dalam kondisi aman. Beberapa langkah pengamanannya antara lain , dilakukan Regular Alternative Emergency (RAE) untuk distribusi BBM/ LPG di wilayah terdampak dan berkoordinasi dengan aparat terkait, pengiriman tim support keadaan darurat bencana ke lokasi kerja, fokus pengecekan beberapa lembaga penyalur yang bisa melakukan suplai BBM/ LPG, segera melakukan inspeksi di FT Pulau Baai dan DPPU Fatmawati serta segera melakukan perbaikan sarfas yang terdampak bencana.
Kegiatan tersebut terangkum dalam skenario simulasi operasi keadaan darurat akibat gempa bumi level 1 di FT Pulau Baai Provinsi Bengkulu.
Pjs. Area Manager Communication, Relations & CSR Sumbagsel, Agustina Mandayati, dalam keterangan resminya mengungkapkan bahwa keadaan darurat level 1 (Region) adalah kondisi darurat yang tidak bisa ditanggulangi oleh lokasi, dan butuh bantuan dari lokasi Pertamina Patra Niaga lain atau bantuan external melalui persetujuan region, tapi masih di region yang sama.
"Pelaksanaan simulasi keadaan darurat merupakan kegiatan yang sangat penting guna meningkatkan kehandalan dan kesiapan sistem, sumber daya, dan fasilitas penanggulangan keadaan darurat yang ada dalam suatu lokasi ketika menghadapi kondisi yang sebenarnya,"tambah Agustina.
Pelaksanaan simulasi penanggulangan keadaan darurat di masa pandemi COVID-19 yang menekankan pada larangan untuk melakukan aktivitas keramaian dan menjaga jarak aman, Pertamina Patra Niaga telah membuat mekanisme yang efektif untuk melaksanakan keadaan darurat namun tetap memenuhi protokol kesehatan COViD-19 yang ada.
Simulasi keadaan darurat Level 1 dilaksanakan dengan memanfaatkan teknologi informasi yang disediakan oleh Perusahaan sebagai pengganti latihan fisik di lapangan dengan tetap memenuhi kaidah protokol pencegahan COVID-19.
Informasi dipantau melalui CCTV, observer bisa mengikuti pelaksanaan simulasi secara daring, Pusat Komando dan Pengendalian (Puskodal) serta Pusat Komando dan Penerangan (Puskopen) lokasi dan region tetap diaktifkan dengan memperhatikan protokol COVID-19 antara lain memastikan peserta tidak melebihi 25 persen kapasitas ruangan serta sejumlah protokol kesehatan lainnya.
Kegiatan OKD ini juga tentunya telah mendapatkan izin dari Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Pemerintah Kota Bengkulu. Dalam pelaksanaan di lapangan, FT Pulau Baai bekerjasama dan tetap dalam arahan BPBD Provinsi Bengkulu.
"Simulasi OKD berjalan dengan baik dan berharap bencana tidak terjadi, namun demikian kita tetap waspada untuk menghadapi kondisi bencana yang mungkin terjadi," tutup Agustina.