Jakarta (ANTARA) - Menyambut tahun baru 2022, tren berlibur dan melakukan rekreasi di luar ruangan diperkirakan masih akan berkembang salah satunya seperti rekreasi di hutan.
“Manusia benar-benar tidak bisa hidup tanpa hutan. Inilah mengapa kita perlu mulai sadar untuk terkoneksi kembali dengan hutan. Jika kita melakukan kegiatan bisnis seperti biasa, tanpa memperhatikan environmental value, kelestarian hutan akan sulit tercapai. Maka, investasi pada alam harus dilakukan sesegera mungkin,” kata Strategic Partnership Manager Yayasan Alam Sehat Lestari (ASRI) Evita Izza Dwiyanti dalam keterangan tertulisnya, Selasa.
Baca juga: Survei Agoda ungkap lima tren wisatawan Indonesia
Baca juga: Wisatawan Indonesia prioritaskan pengalaman saat "staycation"
Untuk dapat membangun koneksi dengan alam, ASRI menjelaskan setidaknya ada lima manfaat yang didapatkan pelaku wisata saat berlibur di hutan. Berikut selengkapnya:
Bisa berinteraksi dengan satwa di habitat asli
Salah satu keunggulan berekreasi di hutan yang pertama adalah bisa berinteraksi langsung dengan satwa di habitat aslinya.
Seperti pengalaman yang dialami oleh model Indonesia Nadine Alexandra yang merasakan pengalaman menjadi lebih mencintai alam setelah berinteraksi langsung dengan orang utan yang tinggal di hutan.
“Ini pengalaman berinteraksi yang luar biasa mengagumkan dan terasa dalam. Bukan interaksi dalam pengertian bisa menyentuh atau memberi makan, melainkan melihat mereka berlaku normal di habitatnya, tanpa menghiraukan keberadaan manusia,” ujar Nadine.
ASRI menyebutkan jika anda memilih berekreasi di hutan- hutan Kalimantan Barat, maka ketika anda beruntung anda bisa melihat sekelompok orangutan hingga owa.
Dua kelompok primata itu berpotensi lebih mudah ditemui ketika masa panen buah.
Mengasah jiwa petualang
Keuntungan kedua saat melakukan rekreasi di hutan adalah anda bisa mengasah jiwa petualang anda.
Di kawasan hutan misalnya seperti di Kalimatan Barat, meski berada di satu kawasan namun ada beragam tipe ekosistem hutan.
Mulai dari hutan mangrove, hutan gambut, hutan dataran rendah, hingga hutan pegunungan.
Dengan berbagai jenis ekosistem itu, maka ada beragam macam aktivitas mulai dari yang ringan hingga ekstrem bisa dijajal oleh anda terkhusus yang memiliki adrenalin berlebih.
Tidak hanya kegiatan alam, jika anda melakukan rekreasi di hutan dan menemukan kegiatan masyarakat adat.
Maka mungkin anda bisa mempelajari budaya lebih dalam saat melakukan petualangan di hutan.
Ikut menyehatkan bumi
Ketika berwisata langsung dan berinteraksi di alam seperti hutan,biasanya manusia akan merasakan betul betapa indahnya dan megahnya alam.
Kekaguman pada alam akan membuat rasa cinta juga ikut bertumbuh dan memupuk rasa ingin melindungi dan menjaga lingkungan hijau.
Akibat belum dipenuhinya prinsip keberlanjutan, tak sedikit hutan yang gundul dan tak terawat atas nama industri dan pembangunan dalam beberapa dekade terakhir.
Kini kesadaran untuk menjaga lingkungan berkelanjutan pun mulai muncul dengan terasanya perubahan yang ekstrem mulai dari kondisi cuaca hingga suhu di bumi.
Baca juga: Aktivitas & akomodasi yang diprediksi jadi tren pariwisata tahun 2022
Saat berekreasi di hutan, ada baiknya anda juga bisa menanam bibit pohon untuk kembali menghijaukan hutan- hutan di Indonesia.
Salah satunya lewat program ASRI mengadopsi bibit pohon seperti “The Guardian Tree”.
Anda bisa membeli bibit pohon untuk kemudian ditanam dan dirawat di dalam hutan bersamaan dengan kelahiran bayi teman atau sanak saudara.
Harapannya, bayi dan bibit akan tumbuh bersama dan sama-sama memberi manfaat bagi semesta.
Meningkatkan kesehatan fisik dan mental
Dengan melakukan kegiatan di hutan, tubuh anda akan aktif bergerak dan tentunya itu dapat meningkatkan kesehatan fisik anda.
Hutan menjadi sumber alami dari oksigen, bahkan dulu Indonesia pernah dijuluki sebagai paru- paru dunia.
Selain mendapatkan stok oksigen paling murni, saat beraktivitas di hutan anda bisa meningkatkan peredaran darah, memperbaiki metabolisme tubuh, menurunkan tingkat gula darah, serta meningkatkan kekebalan tubuh.
Paling menarik, ternyata berakvititas di hutan juga meningkatkan hormon endorfin yang membuat manusia merasakan kebahagiaan dan tentunya perasaan itu dibutuhkan untuk mendukung kesehatan mental di masa sulit seperti pandemi saat ini.
Seperti yang dialami Nadine saat menjejal hutan untuk bertualang, bukannya merasa takut ia merasa hal itu adalah proses mengisi dirinya untuk kembali segar.
“Ketika ke hutan, kebisingan kota itu digantikan dengan suara serangga, suara hujan, suara angin. Aku bisa merasakan perbedaan besar dalam pikiranku. Hanya dengan menghabiskan waktu selama beberapa hari di hutan, aku seperti baru di-recharge. Aku merasakan sendiri hutan bisa membantu memulihkan kondisi mental,” kata Nadine.
Dengan berekreasi di hutan ia justru bisa menyadari hal yang benar-benar penting dalam hidup.
Nadine memang tidak berlebihan jika ia berharap masyarakat lainnya juga bisa merasakan hal yang sama.
Menurut ASRI perjalanan yang dialami oleh Nadine disebut forest bathing dan memang mampu menghilangkan stres.
Forest bathing, yaitu memanfaatkan seluruh panca indra saat berada di hutan, bisa membantu menghilangkan stres.
“Ini membuktikan bahwa kita tidak bisa hidup tanpa hutan yang lestari. Stres yang mereda juga menunjukkan bahwa ketika kita kembali ke alam, kita merasa seperti pulang ke rumah dan merasa nyaman,” kata Evita.
Tentunya selama melakukan perjalanan di hutan untuk berekreasi pastikan anda tetap menjalankan protokol kesehatan dan menjaga kebersihan alam sehingga koneksi antara manusia dan alam bisa berjalan harmonis tanpa ada yang terluka.
Baca juga: Menyambut "revenge tourism" yang jadi tren berwisata di 2022
Baca juga: Perjalanan domestik jadi andalan sektor pariwisata selama 2021
Baca juga: Asuransi perjalanan diprediksi meningkat seiring tren wisata membaik