Chicago (ANTARA) - Harga emas sedikit menguat pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), menghentikan kerugian selama tiga hari berturut-turut, setelah bergerak dalam kisaran yang ketat karena investor bereaksi terhadap rilis data indeks harga konsumen (IHK) Amerika Serikat untuk Januari 2023.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di Divisi Comex New York Exchange, terdongkrak 1,90 dolar AS atau 0,10 persen menjadi ditutup pada 1.865,40 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan mencapai level tertinggi sesi 1.881,60 dolar AS dan terendah 1.852,50 dolar AS.
Emas berjangka merosot 11 dolar AS atau 0,59 persen menjadi 1.863,50 dolar AS pada Senin (13/2), setelah jatuh 4,0 dolar AS atau 0,21 persen menjadi 1.874,50 dolar AS pada Jumat (10/2), dan merosot 12,20 dolar AS atau 0,65 persen menjadi 1.878,50 dolar AS pada Kamis (9/2).
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Selasa (14/2) bahwa IHK AS, indikator inflasi penting, naik 0,5 persen pada Januari secara bulan ke bulan, kenaikan terbesar dalam tiga bulan dan lebih tinggi dari 0,4 persen yang diharapkan oleh para ekonom.
Secara tahun ke tahun, IHK Januari melambat menjadi 6,4 persen dari 6,5 persen pada Desember, level terendah dalam 15 bulan dan lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 6,2 persen.
Harga emas bergerak antara kerugian dan keuntungan setelah rilis data inflasi. Beberapa pedagang berpendapat bahwa risiko Federal Reserve harus tetap agresif dalam menaikkan suku bunga tinggi, sementara yang lain yakin bahwa puncak suku bunga akan tercapai musim panas ini.
Presiden Federal Reserve Richmond, Tom Barkin mengatakan dalam sebuah wawancara televisi Bloomberg pada Selasa (14/2) bahwa dia mengharapkan inflasi memiliki persistensi yang jauh lebih besar daripada yang diinginkan semua orang. "Inflasi normal, tapi turun perlahan," kata Barkin.
Presiden Federal Reserve Dallas, Lorie Logan mengatakan dalam pidatonya di Prairie View A&M University pada Selasa (14/2) bahwa ada risiko Federal Reserve melakukan terlalu sedikit pengetatan kebijakan moneter, dan ekonomi tetap terlalu panas dan bank sentral gagal mengendalikan inflasi.
"Itu bisa memicu spiral ekspektasi inflasi yang tidak terpenuhi dengan sendirinya yang akan sangat mahal untuk dihentikan," kata Logan.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret, naik 2,1 sen atau 0,1 persen, menjadi menetap pada 21,873 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April anjlok 20,2 dolar AS atau 2,11 persen, menjadi ditutup pada 939,20 dolar AS per ounce.