Jambi (ANTARA) - Gubernur Jambi Al Haris menginstruksikan Dinas Kesehatan supaya menurunkan petugas untuk secara rutin memantau kondisi anak-anak yang mengalami stunting, kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan kurang stimulasi.
"Saya minta petugas tidak melihat data itu saja, tapi ke lapangan, melihat kondisi itu langsung, laporkan kondisi yang sebenarnya. Lihat kondisi rumahnya, air bersih, dan sebagainya," katanya di Jambi, Sabtu.
Gubernur juga menginstruksikan Dinas Kesehatan untuk memantau pelaksanaan program penanganan stunting, termasuk program pemberian makanan tambahan guna membantu pemenuhan kebutuhan gizi anak.
"Bantu. Kalau kurang tambah lagi, ini tidak boleh putus. Kita ingin stunting itu bukan kurang, tapi hilang," katanya.
Gubernur Jambi pada Jumat (29/9) mengunjungi rumah keluarga yang anaknya mengalami stunting di Desa Gedang, Kota Sungai Penuh.
"Kami ingin meninjau langsung bagaimana kondisi kesehatan anak itu dan bagaimana pertumbuhannya," katanya.
Dia meminta Dinas Kesehatan membantu pemenuhan kebutuhan gizi keluarga yang anaknya mengalami stunting serta secara berkala memantau kondisi mereka.
Menurut dia, petugas penanganan stunting juga harus mengecek kelayakan tempat tinggal keluarga yang anaknya mengalami stunting serta mengusulkan pemberian bantuan perbaikan rumah jika diperlukan.
Di samping itu, saat melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Merangin beberapa waktu lalu Gubernur menjenguk anak yang mengalami stunting di wilayah Kecamatan Pamenang dan Pamenang Barat.
Di antara anak yang dikunjungi ada anak berusia 13 bulan dengan berat badan 6,2 kilogram dan satu anak berusia 16 bulan dengan berat badan 6,5 kilogram.
Gubernur menyampaikan bahwa upaya pencegahan dan penanganan stunting harus dilakukan secara berkelanjutan dan pengaruhnya harus rutin dipantau.
Menurut hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 prevalensi stunting pada anak di Provinsi Jambi turun menjadi 18 persen dari 22,4 persen pada 2021.
Pemerintah menargetkan prevalensi stunting turun menjadi 14 persen pada 2024.