Jakarta (ANTARA) - Dolar AS relatif datar terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB) di tengah data penjualan ritel dan produksi industri AS yang lebih baik dari perkiraan.
Berdasarkan laporan awal dari Departemen Perdagangan AS, data penjualan ritel AS tumbuh 0,7 persen pada September, di atas estimasi 0,3 persen. Meningkatnya penjualan ritel tersebut salah satunya ditopang oleh penjualan di pompa bensin yang meningkat 0,9 persen.
Presiden Federal Reserve Bank of Richmond Thomas Barkin pada Selasa (17/10) mengatakan biaya pinjaman jangka panjang yang lebih tinggi memberikan tekanan terhadap permintaan namun tidak jelas bagaimana itu akan mempengaruhi kebijakan suku bunga bank sentral dalam dua minggu.
Imbal hasil obligasi AS yang lebih tinggi dan Fed yang hawkish kemungkinan membatasi penurunan dolar. Peluang kenaikan suku bunga oleh Fed pada Desember meningkat menjadi hampir 42 persen, berdasarkan CME FedWatch Tool.
Sementara itu, Indeks Harga Konsumen (IHK) Kanada naik 3,8 persen secara tahunan pada September, turun dibandingkan 4,1 persen pada Agustus dan di bawah ekspektasi 4 persen.
Pada akhir perdagangan di New York, dolar AS menguat menjadi 1,3646 dolar Kanada dari 1,3617 dolar Kanada. Sementara itu, euro naik ke 1,0570 dolar AS dari 1,0554 pada sesi sebelumnya dan pound Inggris melemah ke 1,2174 dolar AS dari 1,2212 dolar AS.
Dolar AS mencapai 149,7680 yen Jepang, lebih tinggi dari 149,5270 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS menguat menjadi 0,90055 franc Swiss dari 0,9003 franc Swiss, sedangkan dolar meningkat menjadi 10,9252 krona Swedia dari 10,9178 krona.
Sumber: Xinhua