Manado (ANTARA) - BMKG Stasiun Geofisika Manado menyebut gempa tektonik yang terjadi di laut pada jarak 80 kilometer arah barat laut Pulau Karatung, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara (Sulut) akibat aktivitas deformasi batuan dalam Lempeng Laut Maluku.
"Memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal," ujar Kepala Stasiun Geofisika Manado Tony Agus Wijaya dalam rilis yang dibagikan dalam grup percakapan 'BMKG dan Stakeholder' di Manado, Jumat.
Dari hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa tersebut memiliki mekanisme pergerakan naik (oblique thrust).
Gempa tersebut dirasakan di Tahuna II-III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan truk berlalu).
Saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut, sementara dari hasil pemodelan menunjukkan tidak berpotensi terjadinya tsunami.
Hingga pukul 09:53 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
Dia berharap masyarakat di wilayah Kepulauan Talaud tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Masyarakat diajak memastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi.
Pukul 09:05:04 WIB wilayah Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara diguncang gempa tektonik.
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter dengan magnitudo 4,8, episenter terletak pada koordinat 4,82° LU ; 126,36° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 80 kilometer arah Barat Laut Pulau Karatung, Sulawesi Utara pada kedalaman 10 kilometer.
BMKG: Gempa barat laut Karatung akibat deformasi Lempeng Laut Maluku
Jumat, 12 Januari 2024 13:39 WIB