Kota Jambi (ANTARA) - Perajin batik muda di Kota Jambi berhasil meraih omzet hingga Rp6 juta per bulan setelah mengembangkan usaha batik sejak 2020.
Perajin batik muda Anggraini Pratiwi di Jambi, Minggu, mengatakan usaha batik itu berawal dari satu mesin jahit yang dibeli sendiri dan kini mampu memproduksi berbagai model busana batik sesuai permintaan pelanggan.
Usaha batik milik Anggraini itu berkembang berkat berbagai pelatihan yang telah diikuti selama masa sekolah maupun setelah lulus.
Dia mulai membuka layanan custom dengan bekal keterampilan tersebut, di mana pelanggan memilih motif dan bahan batik, lalu dijahit sesuai desain yang diinginkan.
"Awalnya pelanggan beli kain, lalu saya jahit sesuai model. Dari situ usaha mulai dikenal," katanya.
Anggraini menargetkan pasar dari kalangan anak muda untuk mengubah persepsi karena mereka dinilai menganggap batik sebagai busana untuk orang tua dan anak muda masih memiliki keraguan dalam mengenakan dalam kehidupan sehari-hari.
"Kami menghadirkan desain yang lebih modern dan menyesuaikan gaya generasi muda karena masih banyak anak muda takut pakai batik karena dianggap hanya digunakan bagi orang tua," katanya.
Pihaknya ingin anak muda percaya diri memakai batik, karena menggunakan batik bisa tampil keren dan tidak ketinggalan tren.
Ia juga terus berinovasi dalam menghadirkan desain yang lebih modern dan menyesuaikan gaya generasi muda.
Pendekatan itu berhasil menarik minat pelanggan muda. Kini omzet harian mencapai sekitar Rp500 ribu, dan meningkat pada momen tertentu seperti Hari Batik Nasional dan peringatan HUT Provinsi Jambi. Pada periode permintaan tinggi, total omzet bulanan usaha mampu menembus Rp6 juta.
Anggraini berharap usaha batik tersebut dapat terus berkembang sehingga dapat menambah peralatan produksi dan memperluas desain batik modern agar batik semakin diminati generasi muda, tidak hanya sebagai warisan budaya, tetapi juga sebagai pilihan fesyen yang trendi dan terjangkau.
