Jambi (ANTARA Jambi) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi mengimbau nelayan di daerah itu mewaspadai musim angin utara yang biasanya menyebabkan gelombang tinggi antara tiga hingga lima meter.
"Musim angin utara ini biasanya terjadi saat pergantian tahun hingga memasuki bulan April," ujar Kepala DKP Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) Husaini saat dihubungi di Muarasabak, ibukota Kabupaten Tanjabbar, Selasa.
Saat gelombang laut tinggi, justru saat itulah produksi ikan dan udang di perairan Jambi sedang melimpah, hal ini membuat beberapa nelayan nekad melaut meski kondisi cuaca dan gelombang tidak mendukung.
"Jadi kami tidak bisa melarang, namun nelayan dihimbau waspada. Saat melaut lebih baik dengan cara berkelompok atau konvoi, sehingga jika terjadi sesuatu tidak diinginkan bisa cepat diketahui," jelasnya.
Nelayan juga dihimbau melengkapi diri dengan peralatan keamanan laut seperti pelampung untuk berjaga-jaga.
Kondisi tersebut juga diakui sejumlah nelayan di perairan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim).
"Akhir-akhir ini memang angin kuat sehingga gelombang laut tinggi. Untuk melaut harus memperhitungkan kondisi cuaca," ujar Bujang (38), salah seorang nelayan di Kabupaten Tanjabtim.
Menurut dia, tidak semua nelayan melaut saat musim angin utara. Hanya sebagian nelayan yang memiliki peralatan tangkap yang lengkap untuk bisa melaut.
Kabupaten Tanjabbar dan Tanjabtim merupakan daerah bersebelahan tepat berbatasan dengan perairan timur Provinsi Jambi.
Kedua daerah ini merupakan lumbung produksi ikan laut di Jambi dengan rata-rata produksi mencapai 30 ribu ton pertahun.(Ant)