Jakarta (ANTARA Jambi) - Pemerintah mengkaji kenaikan harga BBM bersubsidi sebagai salah satu opsi mengatasi beban subsidi bahan bakar tersebut yang diperkirakan bakal mengancam postur APBN 2013.
Menteri ESDM Jero Wacik di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Jumat mengatakan, kenaikan harga BBM itu menjadi opsi terakhir jika alternatif solusi penyelamatan anggaran subsidi BBM lainnya tidak tercapai.
"Kenaikan harga BBM menjadi opsi terakhir, kalau opsi lainnya sudah dilakukan, tapi tidak berhasil, tidak berjalan signifikan, dan berat ekonomi nasionalnya," tuturnya.
Opsi lain yang dimaksudkan Jero adalah program penghematan dan rencana pembatasan BBM. Namun ia enggan menjelaskan lebih detail rencana kenaikan harga BBM bersubsidi, baik waktu maupun besarannya.
"Sabar sedikit. Kami sedang hitung, sedang dikaji. Namun, apapun keputusannya, pertimbangan pemerintah tetap menomersatukan rakyat yang belum mampu dan miskin," ujarnya.
Jero juga mengatakan, secara ekonomi, harga BBM subsidi memang semestinya mengalami kenaikan. Namun, kebijakan harga BBM bukan hanya soal ekonomi, tapi juga sosial dan efek terhadap kemiskinan.
"Inilah sebetulnya yang menjadi pertimbangan serius pemerintah. Kami tak bisa gegabah dan karenanya kenaikan harga BBM ini menjadi opsi terakhir," ucapnya.
Pernyataan Jero tersebut hanya berselang sehari dari penjelasannya yang mengatakan pemerintah belum berencana menaikkan harga BBM bersubsidi.
"Pemerintah akan melakukan upaya lain untuk menekan konsumsi BBM," katanya usai peluncuran buku hemat energi untuk anak SD dan SMP di Museum Listrik, Taman Mini Indonesia Indah Jakarta, Kamis (14/3).
Saat itu, Jero juga mengatakan, tahun 2012, DPR menolak usulan pemerintah menaikkan harga BBM dan membuat subsidi membengkak.
"Sekarang ada wacana kenaikan harga lagi. Bisa-bisa nanti ribut lagi," tukasnya.
Sesuai APBN 2013, subsidi BBM ditetapkan Rp193,8 triliun dengan asumsi volume 46 juta kiloliter, harga minyak mentah Indonesia 100 dolar AS per barel, dan kurs Rp9.300 per dolar AS. Namun, asumsi-asumsi tersebut diperkirakan meleset hingga akhir tahun 2013, sehingga beban subsidi bakal membengkak.(Anta)