Sarmi (ANTARA Jambi) - Hermanus Tata (49), seorang guru honorer di
SD YPK Ansudu, Kampung Ansudu, Distrik Pantai Timur, Kabupaten Sarmi,
Papua sejak 1998 menderita penyakit kaki gajah (filariasis) dan
hernia.
"Sejak itu saya sudah menderita kedua penyakit tersebut. Pada 2011
sempat dirawat di RSUD Dok II Jayapura dan operasi khusus pengangkat
hernia namun tidak sampai tuntas," katanya di Kampung Ansudu, Kabupaten
Sarmi, Papua, Selasa.
Menurut dia, statusnya sebagai menjadi guru honorer terjadi saat
Bupati Eduard Fonataba memimpin Kabupaten Sarmi mengeluarkan kebijakan
untuk menempatkan anak pribumi lulusan SMA/SMK menjadi guru di kampung
masing-masing.
"Pada 2003/2004 saya resmi menjadi guru honorer dan mengajar di SD YPK Ansudu hingga kini," katanya.
Seiring berjalannya waktu, penyakit yang diderita kian parah, sering
pusing atau sakit kepala namun tidak bisa berobat karena terkendala
biaya, katanya.
"Meski sakit, saya selalu mengajar di SD ini bersama seorang guru
kontrak dan rekan-rekan guru honorer yang aktif. Tapi kalau pusing, saya
istirahat dan pulang. Anak-anak sekolah juga pulang," katanya.
Hermanus pernah dioperasi hernia pada 2011 tetapi membutuhkan pengobatan lanjutan di luar Papua.
Isterinya telah meninggal dunia karena terbentur tembok sumur air, katanya.
"Itulah kendala saya tidak bisa obati hernia hingga tuntas dan kian
membesarnya kedua kaki saya. Kalau kaki gajah ini, dokter di Puskesmas
Sarmi pernah katakan demikian dan butuh biaya obat, tapi saya tidak
mampu dengan honor hanya Rp1,8 juta per bulan," katanya.
Hermanus berharap pihak yayasan yang mengelola SD YPK Ansudu dan
Pemerintah Kabupaten Sarmi terutama Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan
bisa membantu mengobati penyakit yang dideritanya itu.
"Harapan saya, pemerintah bisa membantu mengobati penyakit ini. Saya
masih menanggung ketiga anak yang masih sekolah tanpa seorang istri,"
katanya
Guru SD di Sarmi menderita kaki gajah masih tetap mengajar
Selasa, 3 November 2015 14:05 WIB