Sarolangun, Antarajambi.com - Pemerintah Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi mengadakan Rapat koodinasi sosialisasi program subsidi rastra tahun 2017, acara tersebut dilaksanakan diruang pola utama Kantor Bupati Sarolangun.
Program Bersubsidi Beras Sejahtera (Rastra) yang merupakan program pemerintah pusat yang bersifat darurat dalam merespon krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998 silam, yang sampai saat ini sudah berlangsung selama 20 tahun lamanya.
Dalam rangka mengatasi persoalan penanganan kemiskinan ditiap daerah.
Seiring berkembangnya, program itu yang dulu di sebut Beras Raskin (Raskin), berkembang menjadi program kesejahteraan social yang bertujuan untuk mengurangi beban masyarakat dalam memenuhi kebutuhan beras.
Di Kabupaten Sarolangun sendiri, pada tahun 2017 ini jumlah penerima beras Rastra tersebut mengalami penurunan jika di bandingkan pada tahun 2016 lalu, dimana tahun ini pusat mengurangi penerima sebesar 10 persen lebih.
"Ya, tahun 2017 ini penerima beras Rastra mengalami penurunan 10 persen di bandingkan tahun 2016, berdasarkan data BPS yang dikirim ke pusat, lalu pusat mengeluarkan daftar penerima, melalui cd dan itulah yang kita input," kata Kabag Ekonomi Setda Sarolangun, Ali Amri.
Iamengatakan pada tahun 2016 lalu, Bulog mengeluarkan beras miskin kepada 18.376 warga miskin, dengan jumlah 275.640kg perbulannya, sementara pada tahun 2017 ini penerimanya berkurang 1.838 warga miskin.
Ia menjelaskan, data yang dikirim oleh pusat ke Pemkab Sarolangun itu mengacu kepada beberapa hal, salah satunya 25 persen masyarakat yang memiliki penghasilan rendah. Kemudian warga yang tidak mampu, yang di data oleh pemerintah desa, dan Kecamatan.
Sementara itu Kasubdikre Bulog Sarko, Maidana Aulia Siregar mengatakan bahwa Bulog sendiri mendistribusikan beras miskin itu berdasarkan data yang di terima oleh pihaknya, dan tidak bisa melakukan pengurangan ataupun penambahan, begitu juga dengan harga yang di tetapkan sebesar Rp.1.600/kg.
"Kami keluarkan bulog 18.376 Rpm, 275. 640kg perbulan, untuk tahun 2016 dan Tahun 2017, menjadi 248.070kg, terjadi penurunan, kemungkinan ada masyarakat yang sudah mampu, tapi yang jelas pendataan. Bulog hanya menerima data, dan itu yang kita salurkan. Harga juga tidak boleh di tambah apalagi di kurangi," katanya menambahkan.