Jambi (ANTARA) - Penerimaan anugerah gelar Pahlawan Nasional untuk Raden Mattaher dari Presiden RI Joko Widodo, di Jakarta, Selasa (10/11) siang ini, diwakili oleh keluarga panglima perang asal Jambi itu.
Hal itu dikatakan oleh Kepala Dinas Sosial Provinsi Jambi Arief Munandar di Jambi, Selasa.
"Undangan untuk penganugerahan gelar Pahlawan Nasional telah diterima, dan pihak keluarga menghadiri dan mewakili penerimaan gelar Pahlwan Nasional untuk Raden Mattaher," kata Arif Munandar.
Raden Mattaher terlahir dengan nama Raden Mohammad Tahir, lahir di dusun Sekamis, Kasau Melintang Pauh, Air Hitam, Batin VI, Jambi, 1871 - meninggal di dusun Muaro Jambi, 10 September 1907
Sosok berjuluk "Singo Kumpeh" itu menjadi pejuang Jambi kedua yang mendapat gelar Pahlawan Nasional. Sebelumnya gelar yang sama dikukuhkan pemerintah untuk Sulthan Thaha Saifuddin.
Raden Mattaher merupakan salah seorang panglima perang Jambi pada masa pemerintahan Kesultanan Jambi di bawah pimpinan Sulthan Thaha.
Ia yang dikenal dengan sebutan "Singo Kumpeh" tersebut mencegat dan menenggelamkan kapal-kapal Belanda yang berlayar di aliran Sungai Batanghari. Aliran sungai dari Muara Tembesi hingga Nipah yang menjadi daerah perjuangannya.
Perlawanan Raden Mattaher sangat diperhitungkan oleh Belanda di Jambi. Setelah Sulthan Thaha wafat pada 1904, Raden Mattaher melanjutkan kepemimpinan perlawanan kepada Belanda.
Hingga akhirnya, Belanda melakukan penyerangan ke basis pertahanan Raden Mattaher dan pasukannya di kawasan Kumpeh, Muaro Jambi. Pejuang jambi itu gugur pada hari Jum’at, waktu subuh, tanggal 10 September 1907.
Raden Mattaher dimakamkan di komplek pemakaman raja-raja Jambi di tepi Danau Sipin Jambi.