Jambi (ANTARA) - Pengembangan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Universitas Jambi melalui Desa Laboratorium Terpadu (DLT) mendapatkan respon positif dari masyarakat dengan meningkatnya permintaan labu madu dari salah satu DLT.
Saat ini ada sekitar 60 DLT Unja yang tersebar di sebelas kabupaten dan kota di daerah itu.
Prof H Rayandra Asyhar. M.Si., Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan Sistem Informasi Universitas Jambi mengatakan konsep dari Desa terpadu adalah menjadikan suatu desa menjadi laboratorium terpadu dari segala bidang ilmu yang ada di Unja.
"Konsep DLT adalah konsep universitas Jambi. Jadi konsep DLT adalah desa yang dijadikan laboratorium secara terpadu. Terpadu itu artinya multi disiplin bisa di situ, bisa beberapa prodi, beberapa bidang, melaksanakan penelitian terpadu, pengabdian, MBKM, magang dan lain-lain," ungkap Prof H Rayandra Asyhar. M.Si.
Biasanya laboratorium itu secara fisik berupa gedung, namun Unja membuat konsep laboratorium yang langsung di desa. Sehingga desa tersebut bisa dijadikan tempat pengambilan data, dan tempat berekspresi baik dosen maupun mahasiswa.
“DLT ini disesuaikan dengan potensi desanya. Misalnya desa itu memiliki potensi yang subur maka bisa dijadikan lahan pertanian. Nah pertanian ini bisa diintegrasikan dengan peternakan, ekonomi, hingga IT. Misalnya tanaman kebun bisa dikembangkan, maka pupuknya dari peternakan. Nah hasil pertanian itu produknya bisa menghasilkan produk UMKM. Mereka kan perlu pemasaran, nah di situ lah orang Ekonomi mengambil posisi. Selanjutnya untuk proses pemasaran juga bisa dibantu oleh orang IT melalui market place yang sekarang sistim online,” tambahnya.
Dari DLT ini ada beberapa produk yang telah dihasilkan seperti misalnya Labu Madu dari DLT Kasang Pudak, labu ini sudah masuk ke pasar yang ada di Kota Jambi baik itu pasar tradisional maupun Mall yang ada di Kota Jambi.
Saat ini labu madu sudah ada di Mall yang ada di JPM, Jamtos dan beberapa Mall lainnya yang ada di Kota Jambi, berarti DLT kita sudah mendapatkan hasil dan dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar,” ujar Prof. Rayandra.
Sementara itu Dr. Ir. Sri Arnita Abu Tani, M.S. Dosen Peneliti yang ada di DLT Unja Kasang Pudak mengatakan Labu madu yang dihasilkan di DLT Unja ini mendapat respon yang baik dari masyarakat, Ketika di pasaran melalui Mall-mall yang ada di Kota Jambi mendapat respon positif dari masyarakat.
“ Respon cukup positif dari masyarakat, permintaan labu tersebut juga meningkat dan dengan meningkatnya permintaan labu madu DLT Unja tersebut bahkan sudah ada yang dikirim ke Palembang,” terang Dr. Sri Arnita Abu Tani.
Dengan meningkatnya permintaan labu madu tersebut tentunya akan membuka lapangan pekerjaan pada masyarakat khususnya petani yang ada di sekitar DLT UNJA dan Petani lainnya yang ada di Provinsi Jambi.
