Jambi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merangin, Jambi, menyasar ribuan orang ibu hamil, balita, dan calon pengantin, agar mendapatkan pelayanan kesehatan guna pencegahan stunting.
Penjabat (Pj) Bupati Merangin Mukti di Jambi, Rabu, mengatakan melalui Gerakan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting (ISPS) diharapkan 100 persen dapat menyasar 3.166 ibu hamil, 24.709 balita, dan 1.769 calon pengantin. "Agar mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang diperlukan," katanya.
Pelayanan kesehatan itu, lanjutnya, berupa deteksi dini dan edukasi serta intervensi bagi ibu hamil, balita, dan calon pengantin, bermasalah gizi dalam rangka pencegah munculnya kasus stunting baru, sehingga Indonesia bebas stunting dapat segera terwujud.
Prevalensi stunting di Merangin pada 2022 sebesar 14,5 persen dan pada 2023 naik 0,4 persen sehingga menjadi 14,9 persen.
"Naiknya angka stunting ini sehingga perlu kita lakukan Gerakan ISPS ini," kata Mukti.
Dibutuhkan komitmen bersama pemerintah daerah (pemda) dan leading sector serta kolaborasi dari masyarakat dalam menanggulangi permasalahan stunting di Kabupaten Merangin.
Gerakan ISPS ini, kata dia, dilakukan untuk mencapai target penurunan stunting pada 2024 sebesar sembilan persen.
Ia mengatakan perlu komitmen yang kuat untuk memastikan pendampingan, pendataan, monitoring, dan evaluasi pemerintah. Perlu dilakukan deteksi dini masalah kesehatan pada ibu hamil, balita, dan calon pengantin, menjadi langkah pertama di tingkat posyandu saat ini.
Sebagian besar posyandu, menurut dia, telah dilengkapi alat antropometri terstandar, ditunjang kader yang kompeten.
Gerakan ISPS dilakukan melalui kolaborasi lintas sektor dan lintas program di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota, puskesmas sampai ke tingkat desa.
Gerakan ini akan menyisir seluruh sasaran dan melakukan intervensi yang sesuai standar, agar hasil yang didapatkan akurat dan cakupan layanan yang diterima oleh sasaran meningkat.
‘’Jadi gerakan ini dilakukan dalam berbagai rangkaian aksi bersama, pendataan, pendampingan, penimbangan, pengukuran, edukasi, validasi, dan intervensi, bagi ibu hamil, balita dan calon pengantin secara berkelanjutan,’’ katanya.