Jambi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Merangin, Jambi fokus menangani kasus 11 balita stunting dan dua ibu hamil kekurangan energi kronik (KEK) di 12 kecamatan di daerah setempat.
Staf Ahli Pemkab Merangin Irsadi dalam keterangan tertulis di Jambi, Rabu, mengatakan penanganan kasus 11 balita stunting dan dua ibu hamil KEK ini menjadi pembahasan dalam diseminasi audit stunting semester satu 2024.
Dia mengatakan pembahasan ini guna mengetahui secara lebih mendalam penyebab-penyebab utama yang menjadi pemicu terjadinya stunting di Kabupaten Merangin.
"Saya berharap hasil dari audit ini dapat menjadi acuan bagi kita dalam merumuskan kebijakan dan strategi yang lebih efektif, dalam penanganan stunting," kata dia.
Hasil diseminasi audit stunting ini, kata dia, akan menjadi rekomendasi dari tim pakar tentang penanganan kasus stunting dan perbaikan tata laksana upaya pencegahan stunting dan hal-hal yang perlu dilakukan untuk menurunkan angka stunting.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim audit, narasumber dan semua pihak yang telah berkontribusi dalam pelaksanaan audit ini, terutama Dinas PPKB Merangin," katanya.
Melalui audit stunting tersebut, Irsadi berharap dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang faktor-faktor penyebab stunting, daerah-daerah yang memerlukan perhatian lebih, serta dampak dari langkah-langkah yang diambil.
Pada kesempatan itu, Pemkab Merangin memberi apresiasi kepada perusahaan yang telah berpartisipasi melalui program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) dengan memberikan bantuan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada sasaran audit stunting.
Bantuan PMT itu berasal dari Bank Jambi sebanyak 20 paket, Baznas Merangin sebanyak tiga paket dan Badan Pusat Statistik Merangin sebanyak tiga paket PMT.
Dengan bantuan ini diharapkan dapat menurunkan angka stunting di Merangin sesuai target sebesar 9 persen pada 2024. Sebelumnya pada 2023 prevalansi stunting di Merangin sebesar 14,9 persen.
"Sehingga lahir generasi muda yang unggul dan berkualitas serta berdaya saing,’’ kata Irsadi