Jambi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, memperkuat kolaborasi antara pemerintah desa dan tim pendamping keluarga (TPK) dalam mengatasi kasus stunting di tingkat desa agar program yang dijalankan lebih efektif.
"Kita harus menciptakan kolaborasi antara pemerintah desa dengan TPK serta pelaku lainnya agar dapat mengatasi permasalahan stunting di tingkat desa dengan lebih efektif dan efisien," kata Pj Bupati Merangin Mukti di Merangin, Selasa.
Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Merangin terus meningkatkan kapasitas pelaku percepatan penurunan stunting di tingkat desa dan kelurahan melalui TPK dan pemdes. Pemkab menggandeng setidaknya 40 orang kepala desa dan 40 TPK di desa dengan kasus stunting.
Mukti juga meminta agar pemerintah desa dan TPK memastikan bahwa setiap anak di desa memiliki akses yang sama untuk tumbuh dan berkembang sehingga tidak ada lagi kasus stunting di desa-desa.
Ia menjelaskan, pada tahun 2024 Pemkab Merangin menargetkan penurunan stunting sampai 9 persen.
Sementara itu, dari hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022 prevalensi stunting di Kabupaten Merangin sebesar 14,5 persen atau terjadi penurunan 5,2 persen dari 2021 yang sebesar 19,7 persen.
Mukti berharap peningkatan kapasitas pemdes dan TPK akan memperkuat wawasan sehingga meningkatkan peran strategis mereka dalam menangani kasus stunting.
Berdasarkan SK Bupati Merangin Nomor 164 tahun 2022 telah ditetapkan 40 desa prioritas pencegahan dan penanganan stunting di daerah itu.
Pemkab Merangin juga memberikan apresiasi kepada mitra strategis yang membantu penurunan stunting melalui program Mama Cating. Penghargaan ini diberikan kepada perusahaan setempat yang ikut membantu pemerintah mengatasi masalah stunting.
Pemkab Merangin perkuat kolaborasi pemdes dan TPK atasi stunting
Selasa, 5 Desember 2023 23:04 WIB