Jambi (ANTARA) - Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi menyambut positif materi keterangan pers Kementerian Kehutanan RI, terkait potensi perhutanan sosial dalam menghasilkan karbon.
"Kami beri respon baik apa yang dipaparkan dalam siaran pers pada 13 Maret 2025, meskipun belum tertuang dalam bentuk regulasi," kata Direktur KKI Warsi Adi Junaedi di Jambi, Jumat malam.
Diantara lain isi siaran pers Kemenhut itu, sebut dia, Perhutanan Sosial dapat menyerap hingga 100 ton CO2/ha dengan harga mencapai 30 euro/ton CO2.
Kemudian potensi perdagangan karbon sektor ini pada 2025, diperkirakan mencapai 26,5 juta ton CO2, dengan nilai transaksi berkisar Rp1,6 triliun-Rp3,2 triliun per tahun.
Jika besaran harga jual senilai itu, kata Adi, tentu suatu kabar baik bagi komunitas perhutanan sosial, karena bisa penerimaan lebih baik lagi.
Namun, tentu hal penting perlu dikonsolidasikan ulang di komunitas masyarakat perhutanan sosial tentang mekanismenya.
Tujuannya supaya nanti dengan peluang harga karbon membaik, muncul "tengkulak" sehingga yang sampai ke tingkat masyarakat jauh lebih kecil.
"Ini perlu diatur skemanya supaya mekanismenya jelas. Dan penting adanya peran pendampingan," ujarnya.
Senior Advisor KKI Warsi, Rudi Syaf menambahkan, intinya arah kebijakan pemerintah terkait perdagangan karbon ini disambut baik.
Arah kebijakan pemerintah tentang karbon, juga jadi fokus Kemenhut mengurangi emisi, juga percepatan reforestasi melalui konservasi dan straegi Afforestation Reforestation, and Revegetation (ARR).
Ia menyebutkan, salah satu langkah strategis yang tengah disiapkan pemerintah dan didorong adalah penyelesaian Mutual Recognition Agreement (MRA) dengan standar internasional seperti Verra, Gold Standard, dan Plan Vivo, yang ditargetkan rampung pada Mei 2025.
Selain itu, pemerintah juga tengah merevisi Peraturan Presiden No. 98 Tahun 2021 terkait Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon (NEK) guna meningkatkan efektivitas dan transparansi perdagangan karbon.
"Kita berharap dan menunggu kebijakan yang diterbitkan pemerintah," ujarnya.