Jakarta (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menekankan pentingnya peran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional, mengingat jumlah pengusaha di segmen tersebut mencapai 60 juta unit.
"Jumlah UMKM ada 60 juta usaha, yang tentu merupakan tulang punggung daripada ekonomi Indonesia yang kalau tidak salah jumlahnya sampai Rp300 triliun," kata Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie dalam pernyataan di Jakarta, Rabu.
Pemerintah saat ini juga memandang UMKM sebagai mitra strategis, terlihat dari berbagai program yang dibuat banyak melakukan kemitraan dengan pengusaha UMKM.
Selain itu, pemerintah juga memberikan dukungan dari sisi fiskal supaya UMKM naik kelas.
"Menggelontorkan KUR (kredit usaha rakyat), kalau tidak salah sekitar Rp250 triliun. Lalu, yang makan bergizi gratis (MBG) Rp200 triliun, ini teman-teman UMKM akan bisa bukan hanya tumbuh, tapi naik kelas," kata dia.
Oleh karena itu, pihaknya menyambut baik penetapan Hari Kewirausahaan Nasional yang dicanangkan sejak tahun lalu setiap 10 Juni.
Ia menilai momen ini sebagai simbol dari perjuangan panjang para pengusaha muda untuk memajukan UMKM di Indonesia.
Penetapan Hari Kewirausahaan Nasional ini juga bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi).
"Kalau saya lihat, hari ini hari yang bagus, karena ini 10 Juni ditetapkan sebagai Hari Kewirausahaan Nasional. Jadi ini ulang tahun pertama. Ini perjuangan panjang, Hipmi 53 tahun sampai di sini," katanya.
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI sekaligus Ketua Dewan Kehormatan BPP Hipmi Bahlil Lahadalia, menekankan bahwa penetapan 10 Juni sebagai Hari Kewirausahaan Nasional bukan keputusan tanpa dasar.
"10 Juni ditetapkan sebagai Hari Kewirausahaan Nasional itu bukan tanpa alasan. Itu sama dengan hari kelahiran Hipmi, tanggal 10 Juni. Tidak akan mungkin negara kita ini maju kalau jumlah pengusahanya itu masih sedikit. Dan memang kita membutuhkan pengusaha-pengusaha yang patriot, yang nasionalis," kata Bahlil.
Bahlil menambahkan hal itu sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto agar para pelaku usaha di Indonesia mengedepankan semangat kebangsaan dalam menjalankan bisnisnya.
"Ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Bapak Presiden Prabowo agar menjadi pengusaha yang betul-betul pengusaha nasionalis. Yang menjadi benteng pertahanan ekonomi nasional kita itu UMKM, bukan pengusaha-pengusaha besar. Jadi UMKM ini menurut saya adalah fondasi ekonomi nasional," kata Bahlil.