Kota Jambi (ANTARA) - Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan (Satgas Karhutla) Provinsi Jambi mengundang seluruh perwakilan perusahaan membahas antisipasi dan deteksi dini pencegahan kebakaran.
"Kepala daerah kabupaten kota yang wilayahnya rawan bersama pengusaha kita kumpulkan, tujuannya agar terjalin sinergi dalam rangka pencegahan karhutla," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Provinsi Jambi Bachyuni Deliansyah saat Rakor Karhutla di Korem 042 Garuda Putih Jambi, Kamis.
Ia mengatakan inti pertemuan tersebut, Pelaksana Harian (Plh) Satgas Karhutla Brigjen TNI Heri Purwanto meminta seluruh pihak bersama-sama mengupayakan langkah pencegahan.
Tujuannya untuk menciptakan Provinsi Jambi bebas asap selama musim kemarau berlangsung di tahun 2025.
Dalam Rakor tersebut, kepala daerah di setiap kabupaten kota diminta melakukan langkah lanjutan. Dengan meneruskan hasil rapat ke tingkat bawah, agar semua bisa memahami terkait upaya pencegahan yang harus dilakukan ditingkat kecamatan dan desa.
Kolaborasi dalam upaya pencegahan itu menjadi hal penting, Satgas menginginkan gerak cepat pemerintah daerah dan perusahaan apabila terjadi temuan titik api di wilayah masing-masing.
"Perlu kolaborasi pemerintah melibatkan pihak terkait mulai dari TNI, Polri, para pengusaha, masyarakat peduli api sama-sama bekerja sehingga di musim kemarau ini kita dapat mengantisipasi," katanya.
Di penghujung Rakor, perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan, kehutanan dan migas melakukan penandatanganan kesepakatan bersama dalam mendukung program pemerintah mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan di Jambi.
Berdasarkan laporan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Jambi, Ibnu Sulistyono, puncak musim kemarau terjadi di Juli ini. Prakiraan curah hujan Juli sampai Agustus berdasarkan data, dalam kategori menengah ( 100-200 mm/ bulan. Sementara itu untuk September mengalami peningkatan curah hujan (150-300 mm/ bulan).
Jumlah titik api (hotspot) hingga 16 Juli 2025 tercatat sebanyak 160 titik. Indeks potensi kemunculan hotspot dengan menggunakan tingkat kesesuaian iklim wilayah Provinsi Jambi di bulan Juli memiliki risiko menengah.*
