Kota Jambi (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jambi terus mendorong optimalisasi pemanfaatan lahan tidur yang luasnya mencapai 9.579 hektare melalui perbaikan saluran irigasi.
"Lahan tidur yang sebelumnya produktif sebagai sawah cukup luas, kita coba usulkan melalui Balai Wilayah Sungai untuk memperbaiki dan bangun baru irigasinya," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan (TPHP) Provinsi Jambi Rumusdar di Jambi, Rabu.
Ia menjelaskan lahan tidur yang sebelumnya berupa sawah produktif di Jambi paling luas berada di Kota Sungai Penuh.
Saat ini, lahan tersebut dibiarkan terbengkalai karena saluran irigasi dilokasi itu banyak yang rusak sehingga aliran air tidak masuk sawah.
Berdasarkan data Dinas TPHP Provinsi Jambi, sekitar 1.400 hektare lahan tersebut dibiarkan terbengkalai.
Aliran air irigasi pertanian di Kota Sungai Penuh, kata dia, selama ini mengandalkan Sungai Batang Merao, akan tetapi saat ini pasokan air terhenti akibat kerusakan di sejumlah struktur saluran.
Pihaknya bersama Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS VI) Wilayah Jambi sedang melakukan kordinasi agar irigasi tersebut bisa segera dibangun untuk mendukung program ketahanan pangan nasional di daerah setempat.
Selain di Kota Sungai Penuh, sawah yang dibiarkan tidur juga tersebar di Kabupaten Merangin, Sarolangun, dan Batang Hari.
Jika hal tersebut dibiarkan berlarut-larut, ujar dia, potensi alih fungsi lahan pertanian makin terbuka.
Tahun ini, luas tanam di Provinsi menyentuh 91 ribu hektare. Angka tersebut dinilai belum ideal untuk mewujudkan percepatan swasembada.
Berdasarkan hitungan, luas tanam di Jambi harus mencapai 125 ribu hektare. Angka tersebut baru ideal agar Jambi surplus beras.
"Kita kordinasi agar daerah irigasi segera diperbaiki oleh balai sungai, kita ingin swasembada pangan terwujud," kata Rumusdar.
