Jakarta (ANTARA Jambi) - Calon Presiden (Capres) nomor urut dua Joko Widodo (Jokowi) ingin membangun "invisible barriers" atau hambatan regulasi yang tidak terlihat sebagai bentuk perlindungan terhadap pelaku usaha lokal.
"Faktanya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN, red) sudah di hadapan kita, saya yakin dengan ekonomi kita yang tumbuh baik dengan entrepreneur tumbuh bagus, dan dengan keberanian tidak ada masalah," kata Jokowi di Jakarta, Minggu malam, dalam debat capres putaran ke dua.
Hanya Jokowi menekankan pentingnya pemerintah untuk memberi dorongan agar misalnya pelaku usaha lokal berani menyerang terlebih dahulu dengan memasuki pasar regional.
Selain itu kata dia harus dipastikan bahwa pasar domestik dijaga untuk diminimalisasi dimasuki saingan asing.
"Caranya dilakukan dengan perizinan, daerah misalnya bisa mempercepat izin investor lokal kalau investor luar negeri sedikit-sedikit disulitkan lah," katanya.
Menurut dia, pada dasarnya semua negara melakukan invisible barriers sebagai bentuk proteksi mereka.
Bagi Jokowi, merupakan hak pemerintah untuk membuat regulasi yang memberikan hambatan agar pengusaha asing tidak dengan gampang masuk ke pasar domestik.
"BI bisa memberikan regulasi yang menjadi barriers. Kita saja mau buka cabang bank di luar negeri sulit sekali. Harus ada regulasi pemerintah," katanya.
Ia berpendapat Indonesia boleh saja terbuka tapi secara tertutup memiliki barriers sebagai bentuk perlindungan terhadap ekonomi lokal. "Dimanapun kita mau investasi pasti ada barriernya," kata Jokowi.
Pilpres akan diikuti Prabowo Subianto-Hatta Rajasa serta Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Debat Capres - Soal MEA, Jokowi bangun "Invisible Barriers"
Minggu, 15 Juni 2014 23:16 WIB
......BI bisa memberikan regulasi yang menjadi barriers. Kita saja mau buka cabang bank di luar negeri sulit sekali. Harus ada regulasi pemerintah," katanya......