Chicago (ANTARA) - Emas berjangka bangkit dari kerugian tajam sesi sebelumnya pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), namun masih berada di bawah level psikologis 1.800 dolar AS, setelah data menunjukkan pertumbuhan pekerjaan AS bulan lalu lebih lambat dari yang diperkirakan.
Sehari sebelumnya, Kamis (6/1/2022), emas berjangka anjlok 35,9 dolar AS atau 1,97 persen menjadi 1.789,20 dolar AS, setelah terangkat 10,5 dolar AS atau 0,58 persen menjadi 1.825,10 dolar AS pada Rabu (5/1/2022), dan menguat 14,5 dolar AS atau 0,81 persen menjadi 1.814,60 dolar AS pada Selasa (4/1/2021).
Baca juga: Emas naik tipis di Asia setelah WHO kategorikan Omicron tidak "ringan"
"Dengan (data) pekerjaan yang lebih rendah dari yang diharapkan ditambahkan pada Desember, tetapi dengan tingkat pengangguran di AS jatuh kembali ke level terendah multi-tahun, entah bagaimana itu merupakan laporan yang beragam untuk emas," kata analis UBS, Giovanni Staunovo.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Jumat (7/1/2022) bahwa Amerika Serikat menciptakan 199.000 pekerjaan baru pada Desember, jauh di bawah perkiraan 422.000 pekerjaan oleh para ekonom. Tetapi, tingkat pengangguran turun menjadi 3,9 persen dari 4,2 persen, sebuah tanda bahwa ekonomi AS menunjukkan ketahanan di tengah inflasi yang tinggi.
"Lapangan kerja yang lebih kuat dari yang diperkirakan lebih mungkin untuk menekan harga lebih rendah, tetapi angka yang lebih lemah tidak secara signifikan mengubah ekspektasi kenaikan suku bunga pasar," kata analis Standard Chartered, Suki Cooper.
"Reaksi harga emas menunjukkan pasar lebih fokus pada risiko inflasi menjelang pertemuan FOMC."
Baca juga: Emas anjlok 35,9 dolar, risalah pertemuan Fed picu reli imbal hasil
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya turun 0,6 persen, membuat emas lebih murah untuk pembeli luar negeri.
Harga emas sebelumnya mencapai level terendah sejak 16 Desember di 1.782,10 dolar AS dan ditetapkan untuk penurunan mingguan sekitar 1,7 persen, terbesar sejak pekan 26 November, karena imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun menyentuh tertinggi dua tahun.
Risalah Fed yang dirilis pada Rabu (6/1/2022) menunjukkan para pejabat telah membahas penyusutan kepemilikan aset keseluruhan bank sentral dan menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diharapkan untuk melawan inflasi.
Logam ini sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, yang meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 21,9 sen atau 0,99 persen, menjadi ditutup pada 22,409 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun 4,2 dolar atau 0,44 persen, menjadi ditutup pada 956,50 dolar AS per ounce.