Jambi (ANTARA) - Program "Desa Laboratorium Terpadu" (DLT) Universitas Jambi (Unja) yang disinergikan dengan "Kampus Merdeka Merdeka Belajar" menarik perhatian pejabat Norwegia.
"Rencananya Dubes Norwegia akan melakukan kunjungan, mereka ingin melihat dan memantau langsung program Desa Laboratorium Terpadu yang Unja gulirkan," kata Kepala Kantor PPID dan Humas Universitas Jambi Dr Sigit Indrawijaya di Jambi, Senin.
Ia menyatakan, pihaknya sudah mendapat kontak dari Kedubes Norwegia bila pejabat dari negara itu akan berkunjung ke Kampus Unja sekaligus menyambangi contoh Desa Laboratorium Terpadu yang diinisiasi Universitas Jambi itu.
Kunjungan delegasi dari Norwegia ke Kampus Pinang Masak Unja itu akan dilakukan pada awal Desember 2021.
"Waktunya masih menyesuaikan, agendanya mereka akan berkunjung ke Desa Laboratorium Terpadu," kata Sigit.
Unja hingga saat ini memiliki 60 Desa Laboratorium Terpadu (DLT) yang tersebar di 11 kabupaten/kota di Provinsi Jambi dalam mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Konsep DLT ini konsep Unja, yang mana menjadikan desa sebagai laboratorium terpadu. Semua dari multi disiplin, bidang, dan prodi bisa melakukan penelitian secara terpadu, melakukan pengabdian masyarakat, magang dan lainnya.
Bila biasanya laboratorium berupa gedung dengan berbagai peralatan di dalamnya, namun Unja membuat konsep laboratorium langsung di desa. Sehingga dari sana bisa dijadikan tempat pengambilan data maupun berekspresi untuk dosen maupun mahasiswa.
Program DLT ini disesuaikan dengan potensi dan karakter desanya. Contohnya potensi desa yang subur maka dijadikan lahan pertanian yang kemudian bisa diintegrasikan dengan peternakan, ekonomi hingga pengembangan IT-nya.
Kemudian dikembangkan dengan pupuk dari sektor peternakan, kemudian pemasaran dengan UMKM yang dikembangkan orang ekonomi. Hingga pemasarannya bisa dipandu dengan IT melalui marketplace, e-commerce dan lainnya.
Desa terkait bisa berkembang karena didukung dari berbagai sisi dan sektor. Di sisi lain sarana bagi civitas akademika Unja untuk menguji hasil inovasi maupun memadukan dengan teori dengan praktik lapangan.
Program DLT Unja ini juga bisa disinergikan dengan berbagai program institusi dan sektor lainnya seperti dengan perusahaan, OPD serta institusi pemberdayaan masyarakat lainnya.
Semuanya bisa saling terintegrasi tanpa saling mengganggu program dan target masing-masing. Di sisi lain akselerasi desa tersebut akan berkembang dan bisa lebih cepat. Sementara civitas Unja bisa berinteraksi langsung dengan masyarakat di desa.
"Contoh lainnya program Desa Laboratorium Terpadu juga hadir di Agrowisata Nenas di Tangkit Baru, penanganan air bersih di kawasan lahan gambut di Sungai Gelam Kabupaten Muarojambi," kata Sigit.
Ia menjelaskan, sebaran DLT Unja saat ini hadir di semua kabupaten/kota di Provinsi Jambi dan jumlahnya akan terus bertambah.
"Jadi para peneliti dan mahasiswa bisa langsung menerapkan ilmunya di masyarakat, menerapkan teknologi tepat guna," kata Sigit menambahkan.