Jambi (ANTARA) - Yayasan Sungai Batanghari mengadakan Webinar Internasional dengan tema `Restorasi Universitas Tertua Indonesia Kawasan Cagar Budaya Nasional Muaro Jambi` dengan keynote speaker, Menko Maritim dan Investasi RI, Luhut Binsar Panjaitan, dan penanggap Rektor UNJA, Prof. Drs. H. Sutrisno, M.Sc.,Ph.D., pada Senin (28/3) melalui zoom meeting.
Hadir pula dalam kegiatan Prof. Agus Aris Munandar, Guru besar Arkeologi Universitas Indonesia, Dr. Elora Tribedy, Field Archeologist and asisten profesor Nalanda University India, Ashadi Mufsi, SS., MA ketua Prodi Arkeologi UNJA.
Menko Maritim dan Investasi RI, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan bahwa Pemerintah RI sangat mendukung dan mendorong agar cagar budaya nasional Muarojambi kembali terestorasi dan membangun peradaban maritim Indonesia.
“Agar memanfaatkan kawasan jadi maksimal, penataan dan ruang perlu dilakukan dengan baik, untuk mengurangi kegiatan merusak lingkungan, mari menghargai sejarah panjang yang begitu hebat,” ujar Luhut.
Sementara itu Rektor Universitas Jambi, mengatakan kegiatan ini bermanfaat untuk pengembangan dalam bidang riset maupun dalam bidang edukasi dan bersamaan dengan platform Merdeka Belajar, Kampus Merdeka.
“ Mari kita cermati apa yang disampaikan oleh Menko Maritim dan Investasi RI berkaitan dengan bagaimana kita meneladani tentang kejayaan itu, kejayaan yang dijadikan sebagai dasar atau tonggak-tonggak di dalam pengembangan pendidikan maupun penelitian, untuk itu dalam perspektif religion dan perspektif yang lain itu perlu ada pengggalian dalam aspek geologi,” ujar Rektor.
Selain itu Rektor mengatakan ada 2 hal yang penting, yang pertama bagaimana membangun suatu platform kampus merdeka, merdeka belajar dimana kita bisa mengimplementasikan 20 SKS untuk mahasiswa kita baik yang berada di dalam UNJA dan dari luar UNJA.
“ Itu sangat menarik dan dari 82 Perguruan Tinggi pada saat mengikuti KKN Kebangsaan dan KKN Bersama di Universitas Jambi kemarin bagaimana prodi Arkeologi, Prodi Sejarah, Prodi Ekonomi dalam hal ini baik Manajemen maupun studi Pembangunan itu membangun suatu platform dimana 20 SKS tersebut bisa terwujud,” terang Rektor.
Lebih lanjut Rektor mengatakan bagi dosen sebagai bentuk pengabdian dan penelitian dalam rangka memperkuat platform ini, yang kedua adalah Universitas tertua di negeri ini ada di Jambi.
“ Itu saya kira perlu adanya satu pemahaman yang namanya pemahaman tonggak perjuangan yang telah dilakukan nenek moyang kita sehingga apa yang diberikan pada pendahulu-pendahulu kita dan bagi pejuang itu perlu kita cermati lebih jauh,” ujarnya.
Sementara itu Kawasan Cagar Budaya Nasional Muarajambi seluas 3.981 Ha, pertama kali ditemukan pada tahun 1824, oleh seorang perwira angkatan laut Inggris bernama Letnan S.C Crooks.
Secara tertulis melaporkan telah menemukan reruntuhan peradaban masa lalu di wilayah Muarojambi, sisi barat tepi Sungai Batanghari.
Berangkat dari laporan tersebut, pada tahun berikutnya para peneliti dari berbagai negara dan latar keilmuan datang ke Muarojambi melakukan penelitian yang secara perlahan membuka fakta sejarah bahwa Muarojambi bukan sekedar reruntuhan biasa.
Data arkeologi berupa 82 Menapo atau gundukan tanah yang menyimpan struktur bangunan dan sembilan struktur bangunan yang telah dipugar, serta prasasti dan naskah berita asing dari China, dan India, Tibet, yang menyebutkan bahwa “Moloyu, atau Melayu” telah dikenal dunia internasional sejak tahun 644 M.
Informasi ini dimuat dalam kitab Negara Dinasti Tang yang menyebutkan kedatangan utusan Moloyu ke China. Informasi yang lebih menarik dan lengkap terkait “Moloyu” dituliskan dalam catatan cendikiwan bernama I-Tsing, yang ditahun 671 M, datang ke Moloyu, untuk belajar tata bahasa sansekerta, dan beberapa pengatahuan lain sebelum melanjutkan pendidikan ke Universitas Nalanda di India.