Kota Jambi (ANTARA) - Sembilan pelajar SMP dan SMA terlibat geng motor sempat menghebohkan lini masa media sosial (viral) Jumat (10/10) di Jambi akhirnya berhasil diamankan oleh anggota Polsek Jambi Timur, Polresta Jambi Sabtu (11/10) di rumah para pelaku.
"Motifnya saling ejek, istilahnya lamar, yang satu minta di lamar yang satu mau dilamar, akhirnya mereka janjian bertemu," terang Kapolsek Jambi Timur, AKP Edi Mardi Siswoyo di Kota Jambi, Sabtu.
Kata Edi, setelah video viral tersebut heboh. Tim langsung melakukan pengumpulan informasi melalui analisa nomor kendaraan bermotor, termasuk menggali keterangan dari warga sekitar lokasi tawuran di jalan lingkar timur II, Kelurahan Payo selincah, Kecamatan Pall Merah, Kota Jambi.
Aksi tawuran tersebut, terang Kapolsek bermula dari percakapan real time menggunakan media sosial. Setelah di sepakati, kedua kelompok saling bertemu.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, mengingat kedua kelompok saling mengenal, tinggal di wilayah yang sama (Kecamatan Jambi Timur).
Lanjut Edi, pelaku geng motor yang di tangkap berusia 14-17 tahun, masih duduk di bangku sekolah (SMP dan SMA).
Dari tangan pelaku, polisi mengamankan barang bukti berupa bilah pisau panen sawit (egrek), telepon genggam dan sepeda motor yang digunakan pelaku.
Dari keterangan pelaku (RAF), dirinya baru pertama kali ikut dalam aksi tersebut, tidak ada alasan jelas yang melatarbelakangi kegiatan itu.
Penghimpunan masa, di lakukan melalui percakapan WhatsApp, setelah berkumpul mereka langsung menuju titik yang ditentukan oleh kedua belah pihak.
"Kami pakai bahasa kode pak, ada istilah 'lamar', janji bertemu, ada juga 'angin' diketahui oleh pihak kepolisian, dan istilah 'basah', ada korban yang luka," terang pelaku.
Setelah proses pendataan, seluruh pelaku di jemput oleh pihak keluarga. Kapolsek meminta seluruh orang tua memperketat pengawasan, agar kejadian serupa tidak terulang.
"Kami imbau, orang tua mengawasi, minimal Handphone nya di cek, jangan keluar di jam malam, pengawasan dari pihak terdekat yaitu orang tua. Pihak sekolah akan kita panggil, agar peristiwa ini tidak terulang lagi," tutup AKP Edi Mardi.
